Koleksi ini dibuat sebagai respons terhadap meningkatnya kejahatan kebencian terhadap kelompok yang terpinggirkan secara sosial. Inspirasi koleksi ini berasal dari bendera pelangi, yang secara intuitif mewakili harmoni, perdamaian, dan cinta yang sangat kita butuhkan saat ini. Kunci dari koleksi ini terletak pada cara interpretasi yang kreatif terhadap pakaian berwarna pelangi.
Isi
Koleksi ini terinspirasi oleh bendera pelangi dan menghadirkan gaya streetwear, dengan setiap warna melambangkan aspek yang berbeda dari hal-hal yang kita anggap penting dalam hidup. Perhiasan resin buatan tangan yang menggambarkan desain alami menghiasi pakaian monokromatik. Saya melakukan penelitian untuk mengubah pola cetak dua dimensi tradisional menjadi karya tiga dimensi untuk menciptakan tekstur yang menarik, di mana setiap tampilan memiliki makna yang berbeda.
Saya memusatkan perhatian pada pemikiran dan perasaan saat memvisualisasikan dan merasakan secara taktil setiap warna, dan menghubungkannya dengan tujuannya. Merah melambangkan kehidupan; kuning melambangkan sinar matahari, yang mengingatkan saya pada Atlanta dengan serbuk sari pinus yang melimpah di musim semi, yang menginspirasi saya untuk menggunakan durag kuning. Hijau mencerminkan alam, tetapi juga melambangkan racun. Untuk menggambarkannya, saya melukis kain poli bekas dengan cat akrilik. Biru melambangkan harmoni. Terakhir, saya menggunakan taffeta ungu untuk mencapai efek ini dengan memantulkan sinar matahari, menciptakan ilusi Venus atau Patung Liberty.
Realisasi Desain
Penggunaan kain bekas menjadi kunci dalam pembuatan koleksi ini. Awalnya, saya tidak berniat membuat tampilan monokromatik, tetapi setelah melakukan penelitian, menjadi jelas bahwa ini adalah pilihan terbaik. Saya ingin menambahkan dinamika pada mata, jadi saya memutuskan untuk membuat hiasan sendiri untuk menambahkan permainan dan tekstur yang menarik pada desain, tetapi tetap setia pada konsepnya. Saya menggunakan hiasan resin yang digambar, dicetak, dan dijahit tangan. Saya bereksperimen dengan sebanyak mungkin jenis kain yang saya temukan, dan ketika tidak menemukan warna yang tepat, saya mewarnai, melukis, atau mencetaknya karena saya ingin memaksimalkan penggunaan kain dan mengurangi pembelian baru. Saya juga berusaha mencapai detail dan struktur desain yang bermanfaat dan menawarkan desain dan siluet yang rumit, teknik shirring, pemotongan yang tidak seimbang, lipatan, dan draping untuk memberikan estetika organik dan geometris sambil bersenang-senang dengan detail desain kecil. Semakin dekat penonton melihat, semakin banyak detail yang mereka temukan.
Kesimpulan
Koleksi Proof of Existence ini menghadirkan energi yang khas melalui warna-warna primer dan monokromatiknya. Dengan berbagai teknik konstruksi kain dan pakaian, koleksi ini siap pakai; namun, bahan dan elemen dekoratif yang unik memberikan atmosfer yang lebih tinggi kepada pemakai dan penonton. Sebagian besar pakaian ringan hingga sedang; pemakai dapat bergerak tanpa hambatan dan tetap mempertahankan estetika. Koleksi ini dapat dikenakan dalam berbagai setting, mulai dari bisnis hingga malam hari. Metode pola tradisionalnya memberikan kenyamanan kepada pemakai, tetapi warna yang intens dan desain permukaan yang unik akan membuat perbedaan. Dengan harmoni yang lurus dan melengkung, kelembutan, dan kekokohan, koleksi ini setia pada peran pakaian sambil tetap estetis.
Desainer Proyek: Hyeonjeong Woo
Kredit Gambar: Image #1: Hyeonjeong Woo, Proof of Existence, 2022
Image #2: Hyeonjeong Woo, Proof of Existence, 2022
Image #3: Hyeonjeong Woo, Proof of Existence, 2022
Image #4: Hyeonjeong Woo, Proof of Existence, 2022
Image #5: Hyeonjeong Woo, Proof of Existence, 2022
Anggota Tim Proyek: Hyeonjeong Woo
Nama Proyek: Proof of Existence
Klien Proyek: Hyeonjeong Woo